Bupati Karawang Ngajak Junot Berdamai, Doni Ardon: Silahkan, Tapi Sebaiknya Syaratnya Begini…

Agus Sulanto
0
Metroaktual news com 
BEKASI - Seteru antar mahluk ciptaan Allah adalah dosa. Jalan damai merupakan salah satu cara menyelesaikan masalah-masalah dosa hingga tuntas. Namun, agar perdamaian tercipta, beberapa syarat harus dipenuhi kedua belah pihak. Dan syarat perdamaian tersebut harus diperlihatkan di hadapan publik, agar tidak ada lagi pihak-pihak yang mempermasalahkannya. 

Demikian disampaikan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) perwakilan Kabupaten Bekasi Doni Ardon menanggapi upaya damai yang ditawarkan Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana terhadap wartawan korban kekerasan PNS berinisial A.A.

"Silahkan berdamai, memang itu jalan penyelesaian seteru, tapi saya menyarankan beberapa syarat harus dipenuhi keduanya agar adil. Maaf, ini sekedar saran, bukan ingin mencampuri perseteruan atau langkah hukum kepolisian," ungkap Doni Ardon dihubungi wartawan, Rabu, 28 September 2022 pagi.

Promotor kesehatan Jawa Barat tahun 2021 itu pun menyarankan beberapa syarat yang dianggapnya cukup adil, yakni :

1. Pelaku harus meminum air kencing korban agar merasakan apa yang dialami korban saat mencekokinya dengan air kencing hingga 3x.
2. Pelaku harus mau dipukuli wartawan agar merasakan apa yang dialami korban saat menganiaya dan melemparnya dalam keadaan tak sadarkan diri.
3. Pelaku harus minta maaf di hadapan wartawan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya sehingga tidak ada lagi kekerasan terhadap wartawan.
4. Korban memberi maaf kepada pelaku dan mempercayakan penanganan hukum kepada pihak kepolisian agar secara agama hak damainya ada. 

"Dengan dipenuhinya 4 syarat tersebut, saya pikir rekan rekan jurnalis dapat memakluminya sehingga damai bumi ini," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, kasus penganiayaan yang dilakukan oknum ASN berinisial A.A menjadi viral setelah video pengakuan salah satu korban, Gusti Sevta Gumilar (29) alias Junot viral di media sosial.

Junot melaporkan kasus penganiayaan ini ke Mapolres Karawang, Selasa (20/09/2022) dini hari didampingi puluhan orang dari unsur wartawan dan aktivis.

Menurut Junot, peristiwa penculikan dan penganiayaan dialaminya bermula ketika dia diminta bertemu dengan oknum ASN berinisial A.A yang menduduki jabatan penting di Karawang.

Kemudian Junot dibawa ke salah satu ruangan di dalam stadion Singaperbangsa Karawang dan diminta memanggil teman satu profesinya, Zaenal.

Kedua korban kemudian dipukuli, diintimidasi, dianiaya dan dibuang di jalan dalam keadaan tak sadarkan diri.

Tak hanya dipukuli, korban Junot bahkan dipaksa meminum air kencing oknum ASN berinisial A.A tersebut hingga 3 kali dan dicekoki minuman keras. 
( Red / Suryo )
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)