Kepala Tata usaha MAN 17 Jakarta Barat Menyerahkan Piala Dan Piagam penghargaan Bagi Siswa / Siswi Yang Berprestasi Di Acara ( Hardiknas ) 2024

Agus Sulanto
0
Metroaktual news com 

Peringatan hari kebangkitan nasional jatuh pada tanggal 20 mei 2024 dengan semangat hardiknas ke 116 .

Hardiknas mampu menumbuhkan rasa nasionalisme karna hardiknas merupakan titik awal bagi bangsa indonesia untuk bangkit dan memiliki jiwa nasionalisme,rasa persatuan, dan kesatuan  yang tinggi. 

Upacara Hardiknas tahun 2024 yang salah satu nya adalah  bertema Kebangkitan Kedua menuju Indonesia Emas ini dipimpin oleh selaku inspektur upacara Waka pengembangan mutu yaitu H.Ahmad
Dallami ,M.pd. beliau mengatakan bahwa seluruh lapisan harus ikut serta dalam menggapai indonesia emas. 


Salah satu kegiatan selama Hardiknas adalah upacara bendera. Nantinya, pembina upacara akan memberikan amanat atau wejangan kutipan sambutan Menkominfo yang di bacakan oleh inspektur upacara kepada para peserta upacara.

Selesai upacara acara dilanjutkan dengan  mengumumkan pemenang lomba yang berprestasi non akademik dengan menyerahkan  piala dan piagam kepada siswa dan siswi yang berprestasi yang penyerahan nya dilakukan oleh kepala tata usaha  Achmad moelyadi dan Muhammad Rofie waka bidang sarana prasarana


SAMBUTAN
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI
DALAM PERINGATAN KE-116 HARI KEBANGKITAN NASIONAL
“KEBANGKITAN KEDUA MENUJU INDONESIA EMAS”
20 MEI 2024


Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air,
Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan 
teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu,
menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan 
merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu 
semua.
Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan “berkunjung kembali” kepada gagasan awal 
menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita. 
Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai 
semata-mata. Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan 
kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan
masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban. Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa 
itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya 
Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan 
hari ini. 
Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang 
berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi 
ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. 
Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib 
sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”. 
Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti 
pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh 
lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang 
pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda. 
Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air,
Apa yang telah dirintis Boedi Otomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul 
belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang 
mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada 
priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan 
memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. 
Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada 
proklamasi kemerdekaan.
Sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali 
lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, 
melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi 
kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya 
kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh 
bangsa Indonesia. Ia sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling 
mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus 
membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang 
dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera.Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenai sebuah tatanan 
masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar 
dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah 
hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum 
muda “embrio bangsa”, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai 
pergerakan kebangkitan nasional.
Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan 
yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran 
para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa”. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita 
kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa 
dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika 
manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat kebangkitan nasional 
lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru. 
Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan 
kedaulatan dan kemuliaan manusia.
Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung 
Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah 
“jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan 
batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “jembatan emas” akan 
selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, 
yang dalam bahasa Bung Karno “bahagia bersama atau menangis bersama”. Di sinilah Bung 
Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan 
cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat 
Indonesia.
Saudara – Saudari Sebangsa dan Setanah Air,
Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama 
yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih 
dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan 
teknologi menjadi penanda zaman baruKemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari 
peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia 
secara revolusioner.
Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang 
menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin 
jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong 
“Indonesia Emas”.
Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum. Dalam dua 
dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. Teknologi digital, misalnya, telah melesat jauh 
melampaui bayangan banyak orang. Setidaknya, tak terbayangkan dalam tiga dekade yang lalu, 
bahwa hari ini akan seperti ini. Teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia. 
Dunia seakan mengerdil. Semua seperti mendekat, terpampang di depan mata. Jarak bagai tak 
lagi relevan. Kehadiran visual menyempurnakan kehadiran suara. 
Sementara itu, di hadapan kita telah terbentang potensi kekuatan yang siap merambah dunia. 
Bonus demografi menunjukkan bagaimana 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini
menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru, bagi kemajuan 
teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana telah berkali-kali dinyatakan oleh Presiden 
Joko Widodo, peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan 
memaksimalkan bonus demografi. Presiden juga menekankan bagaimana di dalam sejarah 
peradaban negara-negara dan bangsa-bangsa, kesempatan itu hanya datang satu kali, oleh 
karenanya kita sama sekali tidak boleh keliru dalam memilih langkah.
Saudara – Saudari Sebangsa dan Setanah Air,
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia haruslah dikelola dengan kebijaksanaan. Salah satu yang 
berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital. Tingkat penetrasi internet di 
Indonesia telah mencapai 79.5% dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital 
ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada Tahun 2030.Dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi, transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja 
baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas 
bisnis. Sementara itu, dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital mampu 
meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Potensi-potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital, sekaligus membuka peluang 
bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income trap. Perekonomian Indonesia harus tumbuh di 
kisaran 6 hingga 7% untuk dapat mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju 
pada tahun 2045.
Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo 
yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. 
Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan 
pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan 
pedesaan, di seluruh penjuru tanah air. 
Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa 
depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di 
depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. 
Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik 
inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital
kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”.
Mari kita rayakan kebangkitan nasional kedua menuju Indonesia Emas!
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Syalom, Om santi, santi, santi om, Namo Budhaya.


Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia,

Red
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)