Metroaktual News com
SUMEDANG - Hari Guru Nasional (HGN) diperingati pada tanggal 25 November 2024. Peringatan tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.
Guna memperingati hari yang biasa dijuluki Pahlawan tanpa jasa tersebut, Kepala SMKN 2 Kabupaten Sumedang, Dr. Elis Herawati, M.Pd, memberikan pandangannya. Menurutnya, profesi guru tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan dan pembelajaran di dalam ruang kelas maupun luar kelas, tetapi juga memiliki peran lebih luas dalam membawa perubahan sosial.
"Guru merupakan agen perubahan yang kuat dalam membentuk karakter, sikap, dan pandangan dunia para siswa. Dengan memahami dan mengemban tanggungjawabnya sebagai pembawa perubahan sosial, para guru memiliki kesempatan untuk menciptakan dampak positif dalam masyarakat dan masa depan bangsa," bebernya, saat dihubungi lewat panggilan WhatsApp, Senin (25/11/2024).
Sebagai bagian dari agen perubahan, menurut Elis, seorang guru harus terus belajar agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Mereka harus mampu memahami teknologi, mendekati generasi Z dan Alpha dengan cara yang kreatif. Serta menyampaikan materi yang tidak hanya informatif tetapi juga inspiratif.
"Dalam era digital, guru menghadapi tantangan baru. Mereka tidak hanya bersaing dengan buku teks, tetapi juga dengan YouTube, TikTok, dan media sosial serta konten digital lainnya," tukas Elis.
"Anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan gawai dibandingkan buku (pelajaran). Sehingga ini menuntut guru berpikir "out of the box" dalam menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan," imbuhnya.
Meski begitu, kata Elis, menjadi guru tetaplah profesi yang penuh makna. Ada kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi ketika melihat siswa berhasil.
Hal senada juga diungkapkan salah seorang perwakilan guru SMKN 2 Sumedang, Nuryakin Zuhud. Kendati begitu, ia lebih menekankan, perayaan HGN tidak sekadar mengenang masa lalu atau merayakan pencapaian. Tapi, perlu juga menyoroti tantangan dan melihat ke depan.
"Di tengah dinamika global dan revolusi industri 4.0, pendidikan dihadapkan pada perubahan besar. Guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi ajar, tetapi juga mampu menginspirasi, membimbing, dan membantu siswa mengembangkan potensi maksimal mereka," ujarnya.
Kata Nuryakin, tantangan yang dihadapi guru tidak sebatas di kelas. Faktor-faktor seperti kesejahteraan guru, perubahan kurikulum, dan integrasi teknologi dalam pembelajaran menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Kesejahteraan guru, baik secara finansial maupun mental, memainkan peran besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
"Kebijakan yang mendukung kesejahteraan para guru perlu diperkuat untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif," tandas Nuryakin.
Lanjut Nuryakin, perubahan kurikulum juga menjadi agenda kritis dalam meningkatkan relevansi pendidikan. Dengan mempertimbangkan perkembangan global dan kebutuhan pasar kerja, kurikulum perlu diperbarui secara berkala agar siswa dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan.
"Integrasi teknologi dalam pembelajaran adalah langkah mutlak yang perlu diambil. Penggunaan teknologi tidak hanya dapat meningkatkan metode pengajaran, tetapi juga mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di era digital. Pemerintah, bersama dengan stakeholder pendidikan lainnya perlu berkolaborasi untuk memastikan bahwa guru memiliki akses dan pelatihan yang memadai terkait dengan penggunaan teknologi dalam pengajaran," pungkasnya.
( Edy ms).